TAKBIR RAMADHAN #4


┏━๐ŸŒพ๐ŸŒพ━━━━━━━━━━━━┓
  TAKBIR RAMADHAN #4
{TAUJIH DIKALA NGABUBURIT}
“Spesial di bulan Ramadhan”
┗━━━━━━━━━━━━━๐ŸŒพ๐ŸŒพ

Rabu, 06 Ramadhan 1441H / 29 April 2020

6 Perkara Yang Dapat Dilakukan Ketika Sedang Ditimpa Musibah Sakit
Oleh : M. Husny Roza
Assalamu'alaikum Warahmatullahi wabarakatuh.
Jika kita sakit, kita diperintahkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam untuk berobat. Rasulullah SAW Bersabda
ุชَุฏَุงูˆَูˆْุง ูŠَุง ุนِุจَุงุฏَ ุงู„ู„َّู‡ِ
Artinya: “Berobatlah wahai hamba Allah” (HR. Tirmidzi)

Namun ada beberapa poin yang harus diperhatikan dalam masalah yang berhubungan dengan berobat yakni sebagai berikut :
      
      1.      DIANJURKAN
Berobat adalah perkara yang dianjurkan oleh syariat dan tidak meniadakan sama sekali perintah untuk sabar dengan ketentuan Allah dan ridha dengan takdir Allah Subhanahu wa Ta’ala. Karena yang menganjurkan kita untuk berobat adalah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

ุชَุฏَุงูˆَูˆْุง ูŠَุง ุนِุจَุงุฏَ ุงู„ู„َّู‡ِ
Artinya: “Hendaklah kalian berobat wahai hamba Allah” (HR. Tirmidzi)
Maka tentu yang Rasullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam anjurkan kepada umatnya itu adalah berasal dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Memang kita diperintahkan untuk sabar menghadapi ketentuan Allah. Tapi bukan berarti sabar itu diam. Sabar hendaknya disertai dengan adanya usaha.

Ketika kita sakit, kita diperintahkan untuk berusaha mencari kesembuhan dengan cara kita berobat.Sama halnya ketika kita lapar. Lapar adalah takdir, tapi apakah berarti kita sabar saja terus lapar? Tidak! Kita berusaha untuk mencari makan. Nah, berobat merupakan perkara yang dianjurkan oleh syariat.

Lalu mana yang lebih utama antara berobat atau tidak berobat?
Jawab: Yang lebih sesuai dengan sunnah adalah berobat. Walaupun memang para ulama mengatakan apabila ia tidak berobat dan ia lebih memilih sabar, silakan saja. Tapi yang sesuai dengan perintah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam adalah berobat. Ini adalah perkara pertama yang harus diperhatikan.

      2.      BEROBAT ADALAH WASILAH
Ketika kita berobat, niat kita adalah sebagai mencari usaha kesembuhan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Jadikan berobat itu sebagai wasilah. Jangan jadikan berobat itu sebagai tujuan.
Maksudnya adalah kita wajib meyakini bahwa yang memberikan kesembuhan hanya Allah. Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan kita untuk berusaha mencari kesembuhan tersebut. Yaitu dengan cara berobat. Adapun kalau kita jadikan berobat sebagai tujuan, terkadang kita menganggap bahwa kesembuhan itu karena berobat.
Memang betul kesembuhan itu diantara sebabnya adalah berobat. Tapi yang paling utama harus kita yakini bahwa kesembuhan itu semuanya dari Allah SWT. Makanya Allah Ta’ala berfirman:

ูˆَุฅِุฐَุง ู…َุฑِุถْุชُ ูَู‡ُูˆَ ูŠَุดْูِูŠู†ِ
Artinya: “dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkan aku,” (QS. Asy-Syu’ara[26]: 80)

Berkenaan dengan Definisi Wasilah yakni :
Asal kata Wasilah adalah wasala [ูˆุณู„], mashdarnya wasiilatun [ูˆุณูŠู„ุฉ], artinya perantara, media atau sarana. Wasilah dalam kajian Islam, adalah perantara hamba kepada Allah SWT. Jadi, Wasilah itu sarana agar Hamba terhubung kepada Allah SWT. Dengan wasilah, ibadah menjadi bernilai dihadapan Allah SWT.
Firman Allah SWT,
ูŠَุง ุฃَูŠُّู‡َุง ุงู„َّุฐِูŠู†َ ุขู…َู†ُูˆุง ุงุชَّู‚ُูˆุง ุงู„ู„ู‡َ ูˆَุงุจْุชَุบُูˆุง ุฅِู„َูŠْู‡ِ ุงู„ْูˆَุณِูŠู„َุฉَ ูˆَุฌَุงู‡ِุฏُูˆุง ูِูŠ ุณَุจِูŠู„ِู‡ِ ู„َุนَู„َّูƒُู…ْ ุชُูْู„ِุญُูˆู†َ
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah di jalan-Nya, supaya kalian mendapat kemenangan.”
(QS al Maidah [05] : 35)
Ayat tersebut selain ajakan untuk bertaqwa juga perintah ber-wasilah bagi orang-orang beriman. Carilah cara agar ibadah sampai kepada Allah, dalam hal ini kita diperintahkan untuk berjihad (sungguh-sungguh). Secara tata bahasa bentuk ayat diatas adalah perintah ูˆَุงุจْุชَุบُูˆุง, artinya wajib mencari wasilah dalam ibadah. Bersungguh-sungguh dalam ber-wasilah agar senantiasa terjalin komunikasi dengan Allah SWT.

Sejatinya, manusia beribadah untuk mempersiapkan bekal kembali ke kampung halaman sebenarnya. Asalnya Nabi Adam dari surga, maka manusia selayaknya menempuh jalan pulang dengan perangai ahli surga. Bukankah lingkungan sangat menentukan kepribadian seseorang. Wasilah inilah yang mendekatkan kita pada perangai dan nuansa surgawi. keindahan beribadah tersebut akan dirasakan ketika ruh akan kembali kepada Allah SWT.

ูฑุฑْุฌِุนِู‰ٓ ุฅِู„َู‰ٰ ุฑَุจِّูƒِ ุฑَุงุถِูŠَุฉً ู…َّุฑْุถِูŠَّุฉً
Artinya: "Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya" (QS. Al-Fajr [89] : 28)

Pembagian Wasilah:
Pertama, Figur (orang) para Nabi, Rasul dan para ulama semuanya menjadi wasilah hamba kepada Allah SWT. Sebab dengan perantaraan mereka hamba bisa mengenal Allah SWT. Dari perantaraan ulama kita mengenal Nabi Muhammad saw, maka sosok ulama pewaris nabi merupakan wujud kesempurnaan nikmat Allah SWT kepada umat manusia.

Manusia pilihan Allah SWT dapat menjadi wasilah bagi umat. Dalam Al Quran disebutkan:
ูˆَู„َูˆْ ุฃَู†َّู‡ُู…ْ ุฅِุฐ ุธَّู„َู…ُูˆุง ุฃَู†ูُุณَู‡ُู…ْ ุฌَุงุกُูˆูƒَ ูَุงุณْุชَุบْูَุฑُูˆุง ุงู„ู„َّู‡َ ูˆَุงุณْุชَุบْูَุฑَ ู„َู‡ُู…ُ ุงู„ุฑَّุณُูˆู„ُ ู„َูˆَุฌَุฏُูˆุง ุงู„ู„َّู‡َ ุชَูˆَّุงุจًุง ุฑَّุญِูŠู…ًุง
Artinya: “Sesungguhnya jika mereka ketika menganiaya diri mereka datang kepadamu, lalu memohon ampun kepada Allah, dan Rasul pun memohonkan ampun untuk mereka, tentulah mereka mendapati Allah Penerima Taubat lagi Penyayang.” (QS an-Nisa [04]: 64)
Rasulullah SAW bersabda,
ุนَู†ْ ุฃَู†َุณِ ุจْู†ِ ู…َุงู„ِูƒٍ ุฃَู†َّ ุนُู…َุฑَ ุจْู†َ ุงู„ْุฎَุทَّุงุจِ ุฑَุถِูŠَ ุงู„ู„ู‡ ุนَู†ْู‡ُ ูƒَุงู†َ ุฅِุฐَุง ู‚َุญَุทُูˆุง ุงุณْุชَุณْู‚َู‰ ุจِุงู„ْุนَุจَّุงุณِ ุจْู†ِ ุนَุจْุฏِ ุงู„ْู…ُุทَّู„ِุจِ ูَู‚َุงู„َ ุงู„ู„ّٰู‡ู…َّ ุฅِู†َّุง ูƒُู†َّุง ู†َุชَูˆَุณَّู„ُ ุฅِู„َูŠْูƒَ ุจِู†َุจِูŠِّู†َุง ูَุชَุณْู‚ِูŠู†َุง ูˆَุฅِู†َّุง ู†َุชَูˆَุณَّู„ُ ุฅِู„َูŠْูƒَ ุจِุนَู…ِّ ู†َุจِูŠِّู†َุง ูَุงุณْู‚ِู†َุง ู‚َุงู„َ ูَูŠُุณْู‚َูˆْู†َ.
Dari Anas bin Malik, Umar bin Khathab ra ketika kaum muslimin tertimpa kemarau panjang paceklik, ia meminta hujan dengan berwasilah kepada Abbas bin Abdul Muthalib seraya berdoa, "Ya Allah, kami meminta hujan kepada-Mu dengan perantaraan Nabi kami, kemudian Engkau menurunkan hujan kepada kami, dan sekarang kami memohon kepada-Mu dengan perantaraan paman Nabi kami maka turunkanlah hujan untuk kami." Anas berkata, "Mereka pun kemudian mendapatkan hujan." (HR Bukhari)

Kedua , Amal Saleh. Wasilah amal seperti diceritakan dalam hadis mengenai keadaan tiga orang yang terjebak dalam gua. Masing-masing  dari mereka mengungkapkan amal saleh yang pernah mereka lakukan untuk dijadikan wasilah permohonan mereka berupa terbukanya pintu gua. Akhirnya permohonan mereka terkabul.
Adapun "WASILAH SEBAGAI TUMPUAN"
Ketika para sahabat nabi saw diliputi perasaan cemas, apakah amal ibadah yang dilakukan diterima atau tidak oleh Allah. Rasulullah saw menyampaikan tanda amal yang diterima oleh Allah yaitu :
·         Amalan hati, dimana hati senantiasa tersambung kepada Allah ketika mengerjakan amal ibadah.
·         Mengikuti sunnah Nabi dan para ulama. Hatinya pun mengikuti Nabi yaitu khusyu, tersambung dan ikhlas kepada Allah.
·         Kalimat Allah. Berupa kalimat-kalimat zikir yang berkhasiat dan keutamaan. Banyak para ulama yang menyusun wirid seperti Imam an-Nawawi dalam kitab al-Azkar bahkan ada ulama yang menyusun zikir khusus untuk perlindungan. Zikir adalah kalimah untuk membentengi, maka wasilah dengan dibacanya kalimah Allah yang sempurna membuat Allah menurunkan pertolongan kepada hambanya.

ู…َู†ْ ู†َุฒَู„َ ู…َู†ْุฒِู„ุงً ุซُู…َّ ู‚َุงู„َ ุฃَุนُูˆْุฐُ ุจِูƒَู„ِู…َุงุชِ ุงู„ู„ู‡ِ ุงู„ุชุขู…َّุงุชِ ูƒُู„ِّู‡َุง ู…ِู†ْ ุดَุฑِّ ู…َุง ุฎَู„َู‚َ ู„َู…ْ ูŠَุถُุฑُّู‡ُ ุดَูŠْุกٌ ุญَุชّู‰ ูŠَุฑْุชَุญِู„َ ู…ِู†ْ ู…َู†ْุฒِู„ِู‡ِ ุฐุงู„ِูƒَ
Artinya: “Barang siapa yang datang ke suatu tempat, kemudian menyebutkan A’uudzu bikalimaatillaahit taammaati kullihaa min syarri maa kholaq, niscaya tidaklah membahayakan dia oleh sesuatu, sehingga ia berangkat dari tempatnya itu.

Dengan demikian Fungsi wasilah sebagai sarana Mendekatkan diri kepada Allah SWT. Wasilah adalah tumpuan untuk menyampaikan permohonan kepada Allah SWT. Di sisi lain, wasilah adalah instrumen untuk memperkenalkan Allah SWT dan agamaNya. Seorang hamba yang merendah di hadapan Rabb-Nya, dengan sendirinya akan mendatangkan ampunan Allah SWT.

      3.      BERSANDAR KEPADA ALLAH
Perkara yang ke-3 yang harus kita yakini bahwa ketika kita berobat hati kita tetap bersandar kepada Allah. Jangan sampai hati kita bersandarnya kepada dokter, jangan sampai hati kita bersandarnya kepada obat. Karena sudah kita sebutkan tadi bahwa yang menyembuhkan adalah Allah. Adapun dokter dan obat adalah wasilah dan sebab.

Terkadang ada orang yang sudah berobat ke dokter, tapi ternyata belum Allah kasih kesembuhan. Dia sudah makan berbagai macam obat, tapi ternyata qadarullah belum diberikan kesembuhan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Maka dari itu saudaraku sekalian, kalau kita berobat tapi hati kita bersandar kepada dokter, maka ini bisa masuk kepada jenis kesyirikan. Kita berobat tapi hati kita bersandar kepada obat, ini juga adalah merupakan salah satu jenis kesyirikan.

       4.      MENJAGA UCAPAN
Jangan sampai kita mengucapkan kata-kata yang berbau syirik. Contoh ketika kita sembuh  kita berkata, “obat ini yang menyembuhkan saya/dokter yang menyembuhkan saya.” Saya katakan bahwa ini ucapan yang berbau kesyirikan. Karena yang menyembuhkan hanyalah Allah Subhanahu wa Ta’ala. (Yang tepat) kita katakan, “Allah menyembuhkan saya melalui dokter ini/Allah menyembuhkan saya melalui obat ini.” Semua karunia dari Allah Subhanahu wa Ta’ala dan pemberian dariNya. Nah, ini yang benar saudara-saudaraku sekalian.

Terkadang sebagian orang mengucapkan kata-kata yang sebetulnya tidak pantas untuk diucapkan. Seperti mengatakan bahwa dokter yang bisa menyembuhkan, obat bisa menyembuhkan. Kita katakan bahwa yang menyembuhkan secara hakiki hanyalah Allah Subhanahu wa Ta’ala. Adapun obat dan dokter itu adalah hanya sebatas wasilah.

       5.      SABAR
Jika kita sudah berobat dan kesembuhan belum pula datang, kewajiban kita adalah bersabar dan terus kita bertawakal kepada Allah dan serahkan semuanya kepada Allah. Terkadang ada orang yang sudah berobat, berobat dan berobat tapi kemudian belum diberikan kesembuhan oleh Allah. Lalu yang muncul adalah putus asa. Bahkan na’udzubillah sampai kepada derajat seseorang su’udzan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Maka ini tentu berbahaya sekali akan aqidah dia. Maka disaat kita belum diberikan oleh Allah kesembuhan, kewajiban kita sabar, kewajiban kita ridha dengan ketentuan Allah Subhanahu wa Ta’ala.

       6.      BERHARAP PAHALA DAN AMPUNAN
Perkara yang terakhir adalah hendaknya kita berharap pahala di sisi Allah dan ampunan disisiNya. Karena semua penyakit yang menimpa seorang mukmin itu hakikatnya adalah menggugurkan dosa dia dan mengangkat pahala dia. MasyaAllah.. Kata Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:

ู…َุง ู…ِู†ْ ู…ُุณْู„ِู…ٍ ูŠُุตِูŠْุจُู‡ُ ุฃَุฐًู‰ ู…ِู†ْ ู…َุฑَุถٍ ูَู…َุง ุณِูˆَุงู‡ُ ุฅِู„َّุง ุญَุทَّ ุงู„ู„َّู‡ُ ุจِู‡ِ ุณَูŠِّุฆَุงุชِู‡ِ ูƒَู…َุง ุชَุญُุทُّ ุงู„ุดَّุฌَุฑَุฉُ ูˆَุฑَู‚َู‡َุง
Artinya: “Tidak ada seorang muslim yang tertimpa cobaan berupa sakit maupun selainnya, melainkan dihapuskan oleh Allah Ta’ala dosa-dosanya, seperti sebatang pohon yang menggugurkan daunnya.” (HR. Muslim).

Maka ketika kita sakit kita selalu berharap, “mudah-mudahan Allah dengan sakit saya ini, Allah ampuni dosa-dosa saya.” Kita selalu ingat akan dosa-dosa kita. Kita berharap, “mudah-mudahan dengan sakit ini Allah angkat derajat saya. Sehingga saat itu kita bisa lebih kuat kesabaran kita dan lebih ridha dengan ketentuan yang Allah berikan kepada kita.”. Dan jangan lupa saudaraku, kita banyak berdo’a. Berdo’a supaya disabarkan, berdo’a supaya dijadikan hati kita ridha. Makanya diantara perkara yang Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam meminta kepada Allah:
ูˆَุฃَุณْุฃَู„ُูƒَ ุงู„ุฑِّุถَุง ุจَุนْุฏَ ุงู„ْู‚َุถَุงุกِ
Artinya: Ya Allah aku minta kepada Engkau keridhaan setelah takdir dan ketentuan yang Engkau berikan kepadaku.” (HR. An-Nasa’i dan Ahmad).

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

#MudaInspiratorDakwah
#OkeOceKece
#CerdasDanSholeh
#SatuIndonesia

Presented by : Ukmi Ar-Rahman FMIPA Unimed
Created by : Spk Best Ukmi Ar-Rahman FMIPA Unimed

Don't forget follow and add
๐Ÿ‘‡๐Ÿ‘‡๐Ÿ‘‡๐Ÿ‘‡๐Ÿ‘‡๐Ÿ‘‡๐Ÿ‘‡๐Ÿ‘‡๐Ÿ‘‡
๐Ÿ“ท Instagram: @ukmiarrahmanfmipaunimed
๐Ÿ“ฒ Facebook: Ukmi Ar-Rahman Fmipa Unimed
๐ŸŒBlog: fmipaukmiunimed.blogspot.com
๐Ÿ“ฉ Email: ukmiarrahmanfmipaunimed@gmail.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PUISI DAKWAH : Amanah Ikatan Janji

TAKBIR RAMADHAN #3