TAKBIR RAMADHAN #10


┏━🌾🌾━━━━━━━━━━━━┓
  TAKBIR RAMADHAN #10
{TAUJIH DIKALA NGABUBURIT}
“Spesial di bulan Ramadhan”
┗━━━━━━━━━━━━━🌾🌾

Jum’at, 15 Ramadhan 1441H / 08 Mei 2020

*Ramadhan Bersama AL-QUR’AN*
Oleh: Misbakhul Munir

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh dengan warna ketaatan. Selain ibadah puasa dari terbit fajar Sampek tenggelam matahari, kaum muslimin dapat menikmati keindahan tadabbur dan tilawah al-Qur’an . Dengan merenungkan ayat-ayat al-Qur’an itulah ketenangan jiwa akan didapatkan.
أَلَا بِذِكْرِ ٱللَّهِ تَطْمَئِنُّ ٱلْقُلُوبُ
Ingatlah, bahwa dengan berdzikir kepada Allah maka hati akan menjadi tenang.” (QS. Ar-Ra’d: 28).
Sebagian ulama menafsirkan bahwa yang dimaksud dengan berdzikir kepada Allah dalam ayat ini adalah Kitab-Nya.Yaitu, tatkala seorang mukmin mengetahui kandungan hukum dari ayat-ayat Allah yang menunjukkan kepada kebenaran maka hatinya pun merasakan ketentraman.Sebab hatinya tidak bisa merasakan ketentraman tanpa ilmu dan keyakinan, sementara ilmu dan keyakinan itu bisa diperoleh dengan memperhatikan Kitabullah tersebut.

Membaca dan merenungkan ayat-ayat al-Qur’an adalah bagian dari dzikir. Sementara kedudukan dzikir bagi seorang insan laksana air bagi seekor ikan.Ibnu Taimiyah rahimahullahpernah mengatakan, “Dzikir bagi hati laksana air bagi ikan.Apakah yang akan terjadi jika ikan dipisahkan dengan air?” Bagaimana mungkin seorang hamba mengaku mencintai Allah, sementara hati dan lisannya kering dari mengingat dan memuji-Nya?

Demikianlah yang telah dipraktekkan oleh salafus shalih.Mereka adalah suatu kaum yang mengagungkkan Kitabullah dengan semestinya.Mereka tidak hanya mengimani al-Qur’an sebagai bacaan ataupun wahyu dari sisi-Nya, tetapi mereka juga menerapkan ajarannya dalam kehidupan mereka sehari-hari.Oleh sebab itu tidaklah mengherankan jika mereka mendapatkan predikat generasi terbaik umat ini.Gelar yang layak mereka sandang, sebab Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari dari ‘Utsman bin ‘Affan radhiyallahu’anhu)

Para sahabat radhiyallahu’anhum telah menjadi teladan bagi generasi berikutnya dalam menjadikan al-Qur’an sebagai jalan hidup mereka. Oleh sebab itu mereka pun mulia di sisi Allah karena ketakwaan mereka, kedalaman ilmu mereka, amal salih mereka, dan kecintaan mereka yang teramat besar terhadap Allah dan Rasul-Nya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah akan mengangkat kedudukan sebagian kaum dengan Kitab ini dan akan merendahkan sebagian yang lain dengan Kitab ini pula.” (HR. Muslim dari ‘Umar bin al-Khaththab radhiyallahu’anhu)

Mereka adalah sebuah generasi yang telah ridha terhadap Allah, Islam dan Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.Mereka tidak rela untuk menjual keimanan dan tauhid yang mereka miliki dengan kenikmatan dunia apapun.Mereka lebih memilih disiksa daripada harus menuruti kemauan thaghut dan dedengkot kekafiran. Seperti Bilal bin Rabah radhiyallahu’anhu yang rela tubuhnya tersengat teriknya panas padang pasir dan kesakitan di bawah tindihan batu dengan kalimat ‘Ahad, Ahad’ yang terus mengalir dari bibirnya yang mulia. Itulah manisnya iman yang mereka gapai dengan segenap pengorbanan dan perjuangan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Akan merasakan manisnya iman, orang yang ridha Allah sebagai Rabb, Islam sebagai agama, dan Muhammad sebagai rasul.” (HR. Muslim dari al-‘Abbas bin Abdul Muthallib radhiyallahu’anhu)

Para sahabat hidup di bawah naungan al-Qur’an.Sehingga ayat-ayat suci itu mewarnai hidup dan kehidupan mereka, mewarnai hati dan tingkah laku mereka.Tidak sebagaimana kaum Khawarij yang hanya menjadikan al-Qur’an sebagai hiasan di bibir dan lisan mereka.Akan tetapi, pemikiran dan keyakinan mereka melesat dari agama sebagaimana melesatnya anak panah menembus sasarannya. Kaum Khawarij itulah -meskipun mereka memiliki banyak hafalan al-Qur’an dan bersungguh-sungguh dalam beribadah- kelompok orang yang mendapatkan celaan keras dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Mereka lah yang disebut sebagai anjing-anjing neraka.Sejelek-jelek manusia dan seburuk-buruk kaum yang terbunuh di bawah kolong langit ini.Bahkan, bagi orang yang berhasil membunuh mereka Nabi janjikan pahala yang besar di sisi Allah pada hari kiamat kelak.

Para sahabat radhiyallahu’anhum tidak memandang al-Qur’an sebagai kumpulan dongeng atau cerita pelipur lara belaka. Bahkan, mereka menjadikan al-Qur’an sebagai undang-undang kehidupan mereka dalam hidup bermasyarakat dan bernegara, dalam hidup individu dan rumah tangga.Mereka pun tidak menganggap bahwa masa berlakunya hukum-hukum Kitabullah hanya untuk dua atau tiga generasi saja.Bahkan, al-Qur’an itu cocok dan sesuai dengan segala masa dan suasana. Oleh sebab itu Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu’anhu berpesan, “Ikutilah tuntunan dan janganlah kalian mengada-adakan ajaran baru, karena sesungguhnya kalian telah dicukupkan.”

Para sahabat radhiyallahu’anhum menjadikan al-Qur’an sebagai sesuatu yang harus diyakini dan diamalkan, bukan sesuatu yang harus diragukan apalagi untuk diperdebatkan! Mereka sangat yakin bahwa al-Qur’an adalah sebaik-baik pembicaraan, sejujur-jujur perkataan, dan sebaik-baik petunjuk bagi kemanusiaan.Ia diturunkan dari sisi Dzat Yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji. Tidaklah datang kepadanya kebatilan, dari arah depan, maupun dari arah belakang. Seandainya seluruh manusia bersatu padu untuk membuat sesuatu yang serupa dengannya, niscaya mereka akan gagal dan tidak sanggup melakukannya, meskipun mereka bahu-membahu dan saling membantu satu dengan yang lain. Tidak mungkin mereka bisa menandingi mukjizat yang agung ini. Inilah kemuliaan al-Qur’an yang akan membuat tentram dan sejuk hati insan beriman. Dan sebaliknya, ia tidak akan mendatangkan pengaruh kepada orang-orang yang zalim kecuali kerugian dan kebencian.
Salafus shalih telah memberikan teladan kepada kita dalam mewarnai bulan yang mulia ini dengan interaksi yang intensif bersama al-Qur’an. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri setiap tahunnya menyetorkan hafalan al-Qur’an kepada Jibril ‘alaihis salam di setiap malam di bulan Ramadhan. Demikian pula salafus shalih, mereka memperbanyak membaca al-Qur’an di bulan Ramadhan, di dalam maupun di luar sholat.Az-Zuhri rahimahullah berkata apabila telah masuk bulan Ramadhan, “Sesungguhnya ini adalah kesempatan untuk membaca al-Qur’an dan memberikan makanan.” Imam Malik rahimahullah, apabila telah datang bulan Ramadhan maka beliau menutup majelis hadits dan mengkhususkan diri untuk membaca al-Qur’an dari mushaf.Qatadah rahimahullah pada bulan Ramadhan mengkhatamkan al-Qur’an setiap tiga malam, sedangkan pada sepuluh hari terakhir beliau mengkhatamkannya setiap malam.Begitu pula Ibrahim an-Nakha’i rahimahullah, pada sepuluh hari terakhir beliau mengkhatamkan al-Qur’an setiap dua malam.
Manusia di ciptakan oleh Allah sudah ada petunjuk hidup yaitu Al-Qur'an untuk membedakan antara yang hak dengan yang bathil. Sesungguhnya Allah Qur'an itu kitab yang mulia.Al-Qur'an di turunkan di bulan Ramadhan sehingga menjadi bulan yang mulia.Yang di sebut dengan Lailatul Qadar yang lebih baik dari seribu bulan.Orang yang membaca Al-Qur'an ialah yang di muliakan oleh ALLAH.Allah yang menurunkan Al-Qur'an Allah pula yang melindungi nya.
Orang yang beriman itu ialah orang yang di lindungi ALLAH dan menggunakan akal dan mendapatkan izin dari Allah. Ketenangan jiwa dengan membaca Al-Qur'an. Al-Qur'an sebagai penyembuh dalam penyakit yg ada di dada.

3 keutamaan Tadarus Al Quran di Bulan Ramadhan yang Perlu Anda Diketahui:

     1.      Pemberi Syafaat di hari kiamat kelak.
Hal itu sebagaimana dalam sabda Rasulullah: "Puasa dan Al Quran akan memberi syafaat (pertolongan) pada seorang hamba di hari kiamat." Puasa berkata:
"Ya Tuhanku, karena aku orang tersebut menahan makanan dan syahwat.Berilah syafaat bagiku untuknya." Al Quran juga berkata: "Ya Tuhanku, karena aku orang tersebut menahan tidak tidur
di malam hari. Berilah syafaat bagiku untuknya."(HR Ahmad dan Thabrani).

     2.      Memperoleh kebaikan berlipat
Nabi Muhammad SAW pernah bersabda:
"Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Kitab Allah, maka baginya satu kebaikan, dan setiap kebaikan dibalas dengan sepuluh kebaikan.Saya tidak mengatakan Alif Lam Mim itu satu huruf, tetapi Alif satu huruf, Lam satu huruf, dan Mim satu huruf." (HR. Tirmidzi).

Anjuran untuk membaca Al Quran selama bulan Ramadhan juga sebagaimana firman Allah sebagai berikut:
"Di antara amal kebajikan yang sangat dianjurkan dilakukan di bulan Ramadhan adalah tadarus Al Quran.Tadarus Al Quran berarti membaca, merenungkan, menelaah, dan memahami wahyu-wahyu Allah SWT yang turun pertama kali pada malam bulan Ramadhan." (QS. Al Baqarah ayat 185).
شَهْرُ رَمَضَانَ ٱلَّذِىٓ أُنزِلَ فِيهِ ٱلْقُرْءَانُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَٰتٍ مِّنَ ٱلْهُدَىٰ وَٱلْفُرْقَانِ ۚ فَمَن شَهِدَ مِنكُمُ ٱلشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ ۖ وَمَن كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ أَيَّامٍ أُخَرَ ۗ يُرِيدُ ٱللَّهُ بِكُمُ ٱلْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ ٱلْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوا۟ ٱلْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا۟ ٱللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَىٰكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

Artinya:
"(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu.Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur."

      3.      Dikumpulkan di surga bersama Malaikat.
Hal itu sebagaimana sabda Nabi SAW berikut:
"Orang yang mahir membaca Al Quran kelak (mendapat tempat di surga) bersama para malaikat yang mulia lagi taat.Sementara orang yang kesulitan dan berat jika membaca Al Quran, maka ia mendapatkan dua pahala."(HR. Bukhari dan Muslim).

Sekian...
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Semoga bermanfaat
#MudaInspiratorDakwah
#OkeOceKece
#CerdasDanSholeh
#SatuIndonesia

Presented by : Ukmi Ar-Rahman FMIPA Unimed
Created by : Spk Best Ukmi Ar-Rahman FMIPA Unimed

Don't forget follow and add
👇👇👇👇👇👇👇👇👇
📷 Instagram: @ukmiarrahmanfmipaunimed
📲 Facebook: Ukmi Ar-Rahman Fmipa Unimed
🌐Blog: fmipaukmiunimed.blogspot.com
📩 Email: ukmiarrahmanfmipaunimed@gmail.com



Komentar

Postingan populer dari blog ini

PUISI DAKWAH : Amanah Ikatan Janji

TAKBIR RAMADHAN #3