Stay Gold : Jangan Menyerah (Cerita Inspiratif) #12
Oleh ; Dewi Ratna Sari
Stay Gold : Jangan Menyerah
Hari
ini cuaca sangat bersahabat, sinar matahari yang tidak terlalu terik ditambah
dengan hembusan angin yang cukup menenangkan. Namun sayangnya tidak dengan perasaan
aku saat ini. Hari ini adalah hari pengumuman kelulusan SNMPTN. Perasaanku
sedang kacau, bingung, dan gelisah. Aku takut jika tidak lulus SNMPTN, aku
takut mengecawakan kedua orang tuaku yang sangat berharap besar terhadapku.
Jam
sudah menunjukkan pukul 15.30. 30 menit lagi akan diumumkan pengumuman kelulusan SNMPTN. Aku semakin gugup dan
gelisah. Untuk menenangkan perasaanku, aku solat ashar terlebih dahulu dan
berdoa dengan harapan besar untuk lulus. Detik-detik waktu pengumuman semakin mendekat….
16.00. Dengan gemetar tanganku mulai membuka website
pengumuman SNMPTN. Perasaanku semakin tidak karuan. Apakah aku akan
mengecewakan kedua orangtuaku? Ucapku dalam hati. Aku mulai memasukkan Nomor
peserta. Deg. Deg. Deg. Jantungku berdebar. Mataku mulai menutup tak mampu
melihat hasil pengumuman tersebut. Perlahan aku membuka mataku. Dan…..
“ANDA
DINYATAKAN TIDAK LULUS” Deg. Tanganku kaku seketika, air mata
tanpa sadar mulai merintik ke pipi. Ah… aku tidak percaya hal ini.
Bagaimana bisa?! Ayah, Ibu maafkan aku, ucapku dalam hati. Aku mencoba
menenangkan diriku terlebih dahulu
sebelum menemui orangtuaku.
Setelah
sedikit lebih tenang, dengan mata yang masih sedikit sembab, aku menemui ibu
dan ayahku yang sedang berjualan es kelapa. “Bu, Ayah aku gak lulus” ucapku
sambil menunduk dan berusaha
menahan tangisku agar tidak pecah dihadapan orangtuaku. “Sudahlah. Gapapa.”
Ucap ibuku. “Masih ada cara lain, menyerah” ucap ayahku. Aku pun tersenyum dan
sedikit lega.
Setelah
pengumuman tersebut, aku pun memantapkan diri untuk mengikuti SBMPTN.
Sedikit bimbang, karena sebenarnya kuliah bukan keinginanku tapi
keinginan orangtuaku. Aku tidak ingin membuat mereka kecewa. Aku harus masuk ke
salah satu PTN. “Nana, kamu pasti bisa.
Kamu bukan orang yang lemah. Kamu sudah berjalan sejauh ini. Kamu tidak boleh
menyerah. Gagal sekali bukan masalah kan. Ada banyak jalan menuju Roma”
Fighting!!!. Hal itulah yang sering aku tanamkan.
Ketika
aku mulai jatuh, gagal, dan hampir menyerah, aku selalu mengingat masa dimana
aku masih duduk di sekolah dasar. Mengalami pembullyan diusia yang cukup muda.
Di masa SMP dimana aku juga masih
mengalami pembullyan ditambah dengan dibenci oleh teman dan juga guru. Di masa
SMK dimana mendapatkan cercaan dari para guru. Dicap anak bandel, tidak punya masa
depan, menyusahkan orangtua dan lain-lain. Bahkan juga mendapatkan rangking 31
sari 33 siswa. Begitu banyak rintangan, cercaan, hinaan. Tapi aku tidak
menyerah. Di sekolah dasar, aku berhasil masuk kedalam tim olimpiade sekolah.
Di SMP aku menjadi siswa yang berprestasi. Dan di SMK yang tadinya mendapatkan
cap hina. Berhasil memenangkan beberapa lomba tari dan olimpiade serta
mendapatkan penghargaan Siswa berprestasi. Aku selalu berprinsip bahwa biarlah
banyak orang yang menghina, yang menjatuhkan, menganggap remeh. Orang-orang
yang seperti itu akan selalu ada. Yang harus kita lakukan hanyalah tutup
telinga dan mata dari mereka
yang mempunyai pandangan
buruk
terhadapmu. Fokus untuk mencapai impianmu. Jadikan mereka sebagai motivasi untuk meraih impianmu.
Dengan
semangat yang berapi-api aku mulai untuk belajar intens. Namun, ibuku jatuh
sakit. Hal itu membuat aku tidak fokus belajar. Aku harus merawat ibuku yang
sedang sakit. Aku khawatir dengan keadaan ibuku. Aku mulai fokus untuk merawat
ibu daripada persiapan SBMPTN.
Hari
demi hari berlalu, keadaan ibuku sudah mulai membaik. Aku sangat lega akhirnya.
Hari ujian sudah tinggal 2 hari lagi, namun persiapan aku belum terlalu
matang. Bahkan aku hanya 2 kali mengikuti tryout.
Bagaimana ini?! Akupun mengejar target belajar. Pagi-siang- sore-malam.
Membahas begitu banyak soal yang sangat rumit. Lelah rasanya tapi aku tidak
bisa menyerah. Aku harus berjuang semaksimal
mungkin.
Hari
ujian pun tiba. Aku sangat gugup. Apakah aku akan berhasil kali ini? Hal itu
terus merasuki pikiranku. Aku pun mulai memasuki ruang ujian. Sambil menunggu
waktu ujian dimulai, aku kembali membaca materi-materi yang pernah aku kerjakan
sebelumnya. Perasaan aku kacau tak menentu. Tak berselang lama ujian pun
dimulai. Aku mengambil paket IPC dimana aku harus mengerjakan soal Saintek dan
soshum. Banyak materi yang tidak aku mengerti. Tapi aku tetap berusaha
semaksimal mungkin. Waktu ujian sudah berakhir. Aku tidak percaya diri atas
hasil ujianku. “Sepertinya aku tidak akan lulus tahun ini”. Pikirku.
Hari
demi hari aku lewati sambil bekerja untuk membantu kedua orangtuaku, sambil
menunggu hasil pengumuman SBMPTN. Tak terasa hari ini adalah hari pengumuman
SBMPTN. Aku tidak percaya diri kali ini. Bahkan orangtuaku juga tidak terlalu
percaya aku akan lulus tahun ini. Tapi apa salahnya melihat hasilnya. Aku pun
mulai membuka situs dimana pengumumannya dimuat. Dan aku melihat suatu hal yang
tak terduga. Aku dinyatakan lulus pada SBMPTN kali ini. Aneh rasanya. Dengan
semangat aku memberitahukan hasilnya kepada orangtuaku. Mereka yang awalnya
tidak percaya aku akan lulus karena waktu belajarku yang sedikit. Namun
kebahagiaan terlihat jelas dimata mereka. Aku pun mempersiapkan berkas-berkas
untuk perkuliahanku.
Hari
pertama masuk kuliah, sangat senang rasanya bisa masuk kesalah satu
universitas. Di hari pertama aku mendapatkan teman, namanya Ana dan Qia. Mereka
adalah dua orang temanku di kampus. Mereka sangat ramah dan baik. Aku sangat
senang mengenal mereka dan menjadi teman mereka.
Beberapa
hari di kampus. Aku memutuskan untuk mengikuti salah satu organisasi di
kampusku. Dan pilihanku adalah UKMI Ar-Rahman. Aku memutuskan untuk masuk
organisasi UKMI karena beberapa kakak tingkat di UKMI sangat baik dan ramah.
Hal itu membuatku ingin sekali bergabung. Namun, aku merasa sedikit minder,
karena aku yang tidak cukup baik, kerudung yang masih belum syar’i apakah bisa
bergabung dengan UKMI? Tapi temanku Ana meyakinkan aku untuk bergabung juga.
Selama
aku bergabung di UKMI, aku mulai merasa sedikit demi sedikit merubah kebiasaan
burukku. Yang tadinya masih sering bersentuhan dengan yang bukan mahram, kini
menjaga jarak. Yang tadinya masih sering menunda solat, kini menjadi lebih
tepat waktu. Aku menyadari lingkungan ini sangat memberikan pengaruh positif terhadap
hidupku. Bahkan pada suatu acara Gebyar Hijab, aku mulai memantapkan diri untuk
berhijab syar’i sesuai tuntunan al-qur’an dan sunnah. Aku sangat senang berada
didalam lingkungan ini.
Namun,
terkadang rintangan datang silih berganti setelah aku memutuskan untuk mulai
hijrah
kearah yang lebih baik. Salah satunya datang dari keluargaku. Mereka melihat
perubahanku, mereka mengira aku berada di lingkungan yang sesat katanya. Namun
aku menyakinkan keluargaku, bahwa ini tidak seperti yang mereka bayangkan. Rintangan
juga datang dari lingkungan pertemananku yang semakin menjauh. Tapi tak apa.
Bukankah dengan mendekatkan diri kepada Allah Swt, allah juga akan menjaga dan
memberikan yang terbaik untuk kita. Hal itu terbukti dengan dihadirkannya
teman-teman yang selalu mengingatkan aku dalam hal kebaikan.
Untuk
menjadi lebih baik bukanlah hal yang mudah ternyata. Tapi bersama dengan mereka
membuat aku lebih tenang dan menjadi lebih kuat untuk menghadapi segala
rintangan yang menghampiri. Seperti biasa hinaan dan cacian akan selalu ada.
Tapi membalas dengan hinaan dan cacian kembali bukanlah hal yang tepat.
Pembalasan yang baik adalah menunjukkan bahwa kamu akan menjadi yang terbaik.
Waktu
semakin berjalan, jalan terjal yang penuh batu dan duri berhasil aku lewati. Hal
yang orang lain bilang mustahil kini bisa aku wujudkan. Aku berhasil mencapai
impianku. Lulus dengan hasil yang sangat baik, menjadi seorang guru, memiliki
bisnis yang cukup menguntungkan. Dan siap untuk impian selanjutnya yaitu
menjadi seorang penulis dan inspirator.
“Hidupakan selalu dihiasi rintangan, cacian dan hinaan. Kegagalan adalah hal yang biasa terjadi dalam kehidupan.Tapi bukan berarti hal itu bisa melemahkanmu. Jadikanlah hal itu menjadi amunisimu untuk berperang dalam meraih impianmu. Jangan menyerah hanya karena tidak ada yang percaya akan kemampuanmu. Ingat. Kamu masih punya Allah yang membuat segalanya menjadi mungkin. Teruslah berusaha mengejar impianmu. Jadikanlah cacian dan hinaan tersebut menjadi sebuah tepuk tangan.Semakin banyak kamu jatuh, maka itu akan membuat kamu semakin kuat.Fighting!!!”
Biodata Penulis
Nama
saya Dewi Ratna Sari. Berusia 19 tahun dan merupakan salah satu mahasiswa
UNIMED prodi Pendidikan Akuntansi. Saat ini masih di semester 4. Saya adalah
anak kedua dari 2 bersaudara. Aktif
mengikuti beberapa organisasi dan aktivitas sosial. Sosok wanita yang mempunyai
impian sebagai seorang Editor dan penulis.

Komentar
Posting Komentar