UKMI Rumah Kita (Cerita Inspiratif) #11
Oleh ; Fathiyah Nabila
UKMI RUMAH KITA
“Ra, UKMI Cuma buat mereka yang udah sholeh dari lahir!”
kata Renata sambil merapikan buku di atas meja. “Lagian
jadi kita yang sekarang gak masalah kan? Toh kita juga masih sholat
dan gak ngelakuin hal yang terlarang”
Ara hanya mendengus pasrah mendengar perkataan sahabatnya,
awalnya ia tidak terlalu memikirkan Organisasi Islam yang ada di kampusnya.
Tapi semenjak ia kenal dengan Aisyah, teman sekelasnya yang sangat aktif di
organisasi bernama UKMI, ia mulai tertarik.
“Tapi Ren, kita bisa coba masuk. Gak ada salahnya kan kita
mencoba berbaur disana?” tanya Ara sambil menatap Renata.
“Kita gak perlu nunjukin kalau kita paling baik atau
sholeh. Selama ini kita masih baik-baik aja kan? Terserah kamu deh Ra!” kata
Renata kemudian keluar dari kelas, tampak raut kekesalan di wajahnya.
Ara kemudian memikirkan perkataan sahabatnya tadi, ia
kemudian memperhatikan dirinya sendiri. Kemeja biru dongker dengan lengan
panjang yang sengaja dilipat, rok Tutu yang gak sampai mata kaki, dan jilbab
Pashmina yang hanya menutupi leher dan rambutnya. “Aku benar
-benar tidak pantas” katanya dalam hati.
“Ren,
kamu lagi gak sholat ya? Aku mau ke masjid nih” kata Ara sambil merapikan
bukunya, hari ini mata kuliah tepat selesai jam 16.00.
Renata
masih sibuk dengan handphonenya. “Ren!”
“Ya!” kata Renata
terkejut. “Kamu pergi duluan aja, aku nanti sholat di rumah” lanjutnya kemudian
kembali menatap layar handphone.
“Jangan sampai gak sholat ya” kata Ara kemudian beranjak
pergi. “Siap buk bos” jawab Renata cepat.
Setelah selesai sholat Ara kemudian memperhatikan sekilas
sekelilingnya, tampak banyak mahasiswi berjilbab panjang. Ada yang tengah
membaca Al-Qur’an, menghafal Al-Qur’an bahkan ada yang tengah membaca
terjemahan Al-Qur’an. Di pelataran masjid juga terdapat mahasiswi yang tengah
melakukan musyawarah, setiap perkataan mereka selalu diiringi dengan
perkataan-perkataan yang indah.
Ara merasa jiwanya
sekarang kosong, ia bahkan jarang
sekali membaca Al-Qur’an. Tanpa sadar bulir-bulir
hangat mengalir di pipinya, ia menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan.
Hening.
“Assalamu’alaikum Warrahmatullahi
Wabarakatuh” sapa seseorang lembut.
Ara dapat merasakan seseorang memegang bahunya, ia kemudian
membuka kedua telapak tangan yang menutupi wajahnya.
“Kamu kenapa, Ra? Ada masalah?” tanya seorang mahasiswi
yang tak lain adalah Aisyah, teman sekelas Ara.
Ara masih terdiam menatap Aisyah, perlahan bulir-bulir
hangat itu mengalir lagi. “Aku merasa kosong Syah, aku merasa sangat jauh dari
Allah” kata Ara sesenggukan. “Aku ingin berubah, tapi sebagian diriku merasa
gak pantas”
“Jangan pernah bilang gak pantas Ra, semua orang bisa
berubah untuk menjadi lebih baik. Everyone has a Chance!” kata Aisyah
menyemangati.
“Aku ingin masuk UKMI, tapi aku merasa gak pantas berada di
antara kalian. Aku merasa kalian sangat jauh lebih baik daripada aku” kata Ara
sendu.
“Yang paling mulia disisi Allah adalah yang paling bertakwa
Ra, kita gak bisa mengukur itu. Allah lah yang mengukurnya, kita hanya perlu
berusaha” kata Aisyah menyemangati.
Ara mendengar
perkataan Aisyah dengan seksama.
“Kita boleh masuk organisasi apa saja, yang penting
organisasi itu dapat mendekatkan kita dengan Allah SWT. Kamu juga bisa masuk
UKMI, UKMI adalah rumah kita bersama. Tidak
ada perbedaan di dalamnya, UKMI adalah tempat mereka yang ingin menjadi
lebih baik. Kita sama-sama belajar untuk terus berbenah diri” kata Aisyah lagi.
“Makasih Syah” kata Ara kemudian memeluk Aisyah. “Makasih
atas semuanya” Aisyah tersenyum. “Berterima kasih sama Allah Ra, aku hanya perantara” jawabnya.
Semenjak hari itu, Ara dan Aisyah menjadi teman dekat. Ara
mulai merubah dirinya perlahan- lahan, ia sangat menikmati setiap prosesnya.
Pertemanannya dengan Renata juga membaik, tanpa Ara sadari perubahannya
perlahan demi perlahan itu juga membuka hati sahabatnya. Ara semakin bersyukur,
saat ini ia banyak dikelilingi orang-orang baik. Mereka yang selalu membantunya
dalam memperbaiki diri, menegurnya di kala ia sedang futhur (malas/kendur),
menyemangati dalam melakukan kebajikan dan mereka yang selalu mendukungnya. Ara
merasa hidupnya menjadi lebih baik. Allah lagi, Allah dulu, Allah terus.
Ayo Gabung UKMI !
Biodata Penulis
Bismillahirrohmaanirrohiim.
Perkenalkan. Saya Fathiyah Nabila, kesibukan sehari-hari masih stay at
home di masa pandemi. Mahasiswi Universitas Negeri Medan (UNIMED) program studi
Pendidikan Matematika stambuk 2019, sekarang masuk tahun kedua perkuliahan.
Umur 19 tahun, berdomisili di Medan. Penyuka cerita berbagai genre dan tertarik
dengan bahasa asing, Hobi membaca dan mencari hal-hal baru, hal yang patut disyukuri adalah dapat
bergabung dengan orang-orang sholeh, saling berlomba-lomba dan menasihati dalam
kebaikan. Motto hidup : Hidup sekali, berarti, lalu mati!.
You can found me on instagram @fathiyahnabila24 Sekalian
promosi, hehe :)
Wassalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.

Komentar
Posting Komentar